Bismillaah, THE FIRST CHILDREN’S SCHOOL Oleh : Nur Alam
Seorang penyair ternama dari Mesir, Hafidz Ibrahim berpesan, “Ibu adalah madarasah (sekolah) pertama bagi anak-anaknya (The first children’s school).
Lanjut beliau, ketika seorang ibu menyiapkan hal-hal yang terbaik untuk pendidikan anak-anaknya, maka sesungguhnya ia sedang mempersiapkan sebuah generasi yang terbaik di masa depan.
Al-Umm, demikian ibu disebut dalam bahasa Arab. Dari akar kata Al-Umm, bisa mempunyai arti suatu kondisi rakyat atau bangsa (Al-Ummah). Juga bisa berarti pemimpin (Al-Imam), yang membawa pada kemajuan suatu bangsa. Dan terakhir, bermakna sosok yang terdepan (Amama), yang menjadi benteng pertahanan keluarga.
Sebelum menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya, seorang ibu harus berikhtiar untuk menyiapkan madrasah terbaik untuk dirinya sendiri, dengan memiliki bekal pendidikan yang terbaik pula. Karena, semakin terdidik seorang ibu, akan melahirkan anak-anak yang terdidik pula.
Perhatikan firman Allah, “Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap kesejahteraannya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar” (QS. 4:9).
Para ahli tafsir sepakat, bahwa ayat di atas menjelaskan tentang kondisi keturunan yang lemah. Bukan hanya lemah dalam hal ekonomi saja, tetapi dalam semua aspek kehidupan, yaitu lemah aqidah, syari’ah, mu’amalah, akhlak, moral, karakter, pendidikan, ilmu pengetahuan, sosial dan seterusnya.
Begitu mulianya sosok seorang ibu, tidak kurang dari enam surat dalam Al-Qur’an berbicara tentang ibu. Seperti tersebut dalam surat Maryam ayat 32, Luqman ayat 14-15, An-Nur ayat 61, Ali Imran ayat 35-36, Al-Ahqaf ayat 15 dan Al-Qashash ayat 9-13.
Begitu sakralnya figur seorang ibu, sampai-sampai Rasulullah SAW., memerintahkan kita untuk berbuat baik (birrul walidain) kepada kedua orang tua, khususnya ibu, diulang sampai tiga kali, setelah itu baru kepada ayah kita. (HR. Bukhari-Muslim).
Di sisi lain, ada tradisi di masyakat kita, bahwa setiap 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu. Hal penting bukan momen seremoninya, tapi lebih memaknainya, mengapa dan bagaimana peran dan kedudukan seorang ibu menjadi madrasah (sekolah) yang pertama bagi pendidikan anak-anaknya?
Ibu menjadi madrasah pertama, karena dengan perjuangan dan pengorbanannya, berawal dari anak yang masih dalam kandungan, kemudian dilahirkan, dirawat dan dibelajarkan banyak hal. Dari jasa seorang ibu, anak mulai belajar berbicara, berjalan, berinteraksi dan seterusnya. Pada gilirannya, seorang anak akan meniru dan mengikuti setiap kata, sikap dan perilaku sosok yang sering menemaninya.
Terlebih, mulai usia anak 0 sampai 6 tahun yang menjadi usia emas (golden age). Di sinilah peran penting seorang Ibu dalam mengasuh, mendidik dan membersamai anak-anaknya. Di usia inilah, berbagai kecerdasan (multi intelligences) mulai dari spiritual, intelektual, emosional dan sosial anak sedang disiapkan untuk ke depannya.
Banyak wanita yang memilih menjadi ibu rumah tangga meski pendidikannya tinggi, karena ingin memberikan sesuatu yang lebih untuk anak-anaknya. Banyak pula wanita yang memilih sebagai wanita karir. Di posisi ini, mereka harus cerdas mengatur waktu antara karir dan keluarga. Karena ibu adalah tiang negara, jika ia baik maka baiklah negara dan jika ia rusak maka hancurlah negara.
Kamudian, peran seorang ayah juga sangat penting. Dari ayah, anak akan belajar mengenai tanggung jawab, ketegasan dan kerja keras. Dari ibu, anak akan belajar mengenai ketulusan dan pengorbanan. Dari kasih sayang mereka lah, akan lahir generasi yang lurus aqidahnya, mulia akhlaknya, tinggi ilmunya, kuat etos kerja dan sosialnya.
Begitu besar jasa ibu, berikut cara-cara anak memuliakannya. Pertama, rendahkan suara ketika berbicara, tidak boleh dengan suara keras atau berteriak. Kedua, segera memenuhi panggilannya atau perintahnya, jangan pernah ditunda-tunda. Ketiga, ringankan beban ibu, bantulah dan jangan bermalas-malasan.
Keempat, berikanlah ucapan-ucapan yang menghangatkan suasana hati ibu, seperti kasih sayang dan ucapan terima kasih. Kelima, perhatian anak merupakan kebahagiaan bagi seorang ibu. Maka, berikanlah apresiasi dalam bentuk apa saja yang dapat membahagiakannya.
Simpulan
Ibu menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya, karena pada usia emas (golden age) tersebut, kecerdasan spiritual, intelektual, emosional dan sosial mereka sangat ditentukan. Cara ibu menghadirkan generasi terbaik adalah menyiapkan mereka sejak dini dengan aqidah yang lurus, akhlak yang mulia, ilmu yang tinggi, etos kerja dan sosial yang kuat.
Fastabiqul khairaat …..